aku ingat ketika mata dapat terbasahi dengan tangis
ketika hati bisa merasakan sentuhan kasih
bukan seperti cinta saat ini yang ku anggap hina
yang ku gambarkan hanya sebagai nafsu belaka
kurindukan dua cinta itu
yang pernah berbagi bahagia meski kadang kelabu
dua cinta itu tak bersanding pada satu waktu
di lain hari di dalam cerita cintaku
dua cinta itu kini tlah pergi dengan dekapan cintanya yg abadi
telah temukan bunga-bunga yang sejak dulu menjadi mimpi
dan tak pernah lagi memandangku disini
bahkan kenangan bersamaku mungkin tlah dihapuskan dari hati
Minggu, 19 Oktober 2014
RINDU
aku meninggalkanmu beberapa hari ini
sungguh ketika panggilanmu merdu melalui kalimat-kalimat mulia
aku tersentuh dan seakan aku didekatmu
namun sayang rantai-rantai kebodohan telah membelengguku
aku slalu kau ingatkan lewat hati yg selalu harus merindukanmu
namun kenapa kasih itu terbuang dan tak ku indahkan dalam kalbu
tuhan aku merindukanmu
dan rengkuhlah aku melalui sayap-sayap malaikatmu
sungguh ketika panggilanmu merdu melalui kalimat-kalimat mulia
aku tersentuh dan seakan aku didekatmu
namun sayang rantai-rantai kebodohan telah membelengguku
aku slalu kau ingatkan lewat hati yg selalu harus merindukanmu
namun kenapa kasih itu terbuang dan tak ku indahkan dalam kalbu
tuhan aku merindukanmu
dan rengkuhlah aku melalui sayap-sayap malaikatmu
CINTA YANG HILANG
harus aku tanam dimana perasaan hati
ketika dalam ruang kejujuran aku kehilangan cinta
setiap waktu teringat untuk menghampirinya
namun aku tlah nyaman oleh hembusan angin-angin neraka
aku masih ingat hari yang lalu
ketika jidat menghitam karena nikmat membelaimu
namun lihatlah sekarang aku
lebih dari mereka-mereka yang tak memeluk percaya
tapi setiap malamku masih seperti kemarin
tak terpejam dan masih memandang hiasan bintang
tapi bukan untuk memanggil tuhan
melainkan hanya termenung menghabiskan malam
Senin, 29 September 2014
KEMBALI MEMUJA
harusnya tetap seperti ini di setiap malam yang mulai sunyi
berendam membasuh raga kemudian jiwa untuk memuji
aku pernah untuk membiasakan diri di waktu-waktu seperti ini
namun kadang tersendatlah langkah kaki
berbelok mengikuti arah angin hitam yg seakan membenahi
namun salah..... itu hitam yang kan menghancurkanku
membujuk merayu tuk pergi dari pemujaanku
sentuhan itu sebenarnya mencoba melepaskan jemari-jemariku
dari erat pegangan pada tangan malaikat yang menuntunku
ku coba tuk mengawali lagi kidungan suaraku untuk-NYA
bermunajat meski hati tak sekhusuk ucapan kata-kata
kini panggilanmu berngiang tak hanya di telinga
merayap ke dinding hati dan semoga memeranjat disetiap detiknya
Minggu, 28 September 2014
CARAKU MENCINTAIMU
aku bingung melukiskan bahagia menjadi untaian kata
aku terlalu sering dengan kata-kata luka yang ku rangkai menjadi puisi
kini ketika senyum-senyum ini menari riang bersamaku
apa sapaan yang harus terucap dariku
aku sering bercerita dengan hujan tentang kelam
aku kadang bercerita pada lembah tentag resah dan gundah
sesekali pada rumput layu tentang lukaku
kini pada siapa ku mengadu tentang bahagiaku.....?????
aku bahkan tak pernah bercerita pada kekasihku
entah mengapa seperti ini aku padamu
mengertilah..........
DIAMKU ADALAH CARAKU MENCINTAIMU
AKU DAN MALAM TAK BERARTI
tidakkah ada satu hati yang mengingat tentang arti malam ini
memang tak semua tentang diriku ku teriakkan pada duniaku
tapi setidaknya ada rangkaian kata indah dari sosok yang mengagumi hitam
dia yang maya yang ku rindukan
aku memang bukanlah sosok yang berhias mulia
namun aku bukan pula sosok yang harus selalu di cela
aku inginkan layaknya mereka
yang riang bercumbu dengan kata-kata cinta
mereka yang selalu bermain dengan pujian
meski mereka kadang tak layak untuk di indahkan
BISIK KESESATAN
tadi samar bisikan itu mengikiskan iman
seakan hati berpaling dan ikut arus kesesatan
aku memang berhenti sujud entah berapa kali kulakukan
meninggalkan yang di perintahkan namun bukan meninggalkan tuhan
aku sadar dosa menjeratku karena kecerobohanku
namun bukan meremehkan,memang tuhan pemaaf terhadap umat termasuk diriku
malam ini ku coba nanti kan ku basuh hitam pada ragaku
kembali memenuhi sujud yang tertinggalkan olehku
tuhan terangi hati malam iini
dengan cahaya kasih pada insan yang tak abadi
MENJALANI TAKDIR
di tempat ini teduh dengan suara-suara menyeru pada tuhan
dimana samudra tempat berlayar mereka-mereka yang memburu keindahan
aku di paksa sama berlutut dengan bersyair pujian indah
berbuah gundah yang semakin memerah
aku ingin yang dikatakan mereka yang mengejar dunia
merangkai bangunan-bangunan di hari tua
namun tak sependapat jika itu hanya melalui tangan-tangan kita
aku tetap melangkah di jalan sang pencipta
bukan seperti mereka yang percaya pada yang dipunya
harusnya kalian tahu
tak pernah ada daya tanpa perintah yang memberi nafas
namun kalian tlah di selimuti nafsu yang tak pernah puas
yang ada hanya kebanggaan karena permata-permata yang kau dapatkan
aku memang tak menggenggam apapun
aku hanya berjalan mengikuti garis tuhan
SAHABAT HITAM
sebantar lagi aku kembali
kan ku nikmati tempatku dulu tertawa
aku merindukan mereka yang dulu pernah gila bersama
langkahkan kaki dengan suara-suara kejantanan
sahabat yang memang tak pandai menikmati karunia
namun bukan golongan yang berseragam kemunafikan
mereka selalu sadar akan hitam
dan mencoba tuk mencari perubahan
mereka bukan manusia dengan balutan pakaian malaikat
namun tak pernah peduli pada jiwa-jiwa yang sekarat
mereka yg hanya ingin putihnya bersinar di dunia
di hadapan sesama dan dihadapan sesembahanya
Langganan:
Postingan (Atom)